Ads 468x60px

Labels

Wednesday, July 18, 2012

Ramadhan Bahagia Buat Muslimah



Saudaraku Muslimah. Alhamdulillah, tahun ini, kita dan Ramadhan kembali berjumpa. Perjumpaan yang membuncahkan rasa bahagia. Bahagia dengan keberkahan yang terpendam dalam Ramadhan. Bahagia dengan bermacam pahala dan ampunan Allah Ta’ala yang akan diberikan kepada hamba-Nya yang mampu menjadikan puasa Ramadhan sebagai pembersih dosa, energi pembangkit pahala, dan perisai dari jilatan api neraka. Rasulullah  bersabda :

“Puasa merupakan perisai yang digunakan seorang hamba untuk membentengi diri dari neraka.” (HR. Ahmad)

Bahagia dengan Puasa

Dr. Ahmad Farid di dalam bukunya, Thariqus Sa’adah, mencantumkan sebuah pembahasan yang diberi judul La Thariqa lis Sa’adah illa fil Iman wal ‘Ibadah, tiada jalan untuk menggapai bahagia kecuali dengan beriman kepada Allah dan beribadah kepada-Nya. Kebahagiaan itu terletak di dalam ketaatan kepada Allah Ta’ala. Untuk itu, menurut Dr. Ahmad Farid, salah satu faktor penumbuh kebahagiaan adalah shiyam (puasa). Bahagia sejati itu adalah bahagia hati. Dan, hati tak akan teraliri kebahagiaan kecuali dengan kedekatan kepada Dzat Penguasa Kegaiban dan Pengampun Dosa. Bahagia seperti inilah yang akan mengantarkan kita menuju selamat dunia-akhirat, bahagia dunia-akhirat. Kebahagiaan ganda yang menjadi idaman semua manusia.


Ukhti muslimah! Demikianlah seharusnya sikap seorang mukmin. Hatinya merasa lapang dan bahagia di dalam ketaatan kepada-Nya. Sebuah pertanyaan introspektif yang layak kita hunjamkan ke dalam nurani kita, apakah kita telah mampu merasakan kebahagiaan di dalam puasa kita, dan ibadah-ibadah kita lainnya? Ataukah hati kita merasa ‘biasa-biasa’ saja dalam menjalani perintah-Nya itu? Atau bahkan justru hati kita merasa berat dan tidak enjoy dengan puasa, sehingga berharap Ramadhan segera berlalu? Jawabannya ada di dalam hati Anda!

Karakteristik Orang Berpuasa

Ukhti muslimah! Syaikh Abdul Aziz As-Sadhan di dalam bukunya Mukhalafat Ramadhan mengemukakan beberapa karakteristik manusia dalam menyambut dan menjalani ibadah di bulan Ramadhan. Uraian menarik dari Syaikh As-Sadhan ini semoga menjadi sarana muhasabah ramadhaniyyah, untuk meningkatkan kualitas ibadah kita di bulan Ramadhan. Termasuk kelompok yang manakah kita?

Pertama, kelompok yang menunggu kedatangan bulan ini dengan penuh kesabaran.
Ia bertambah gembira dengan kedatangannya, hingga ia pun menyingsingkan lengan dan bersungguh-sungguh mengerjakan segala macam bentuk ibadah, seperti puasa, shalat, sedekah, dan lain sebagainya. Ini merupakan kelompok yang terbaik. Ibnu Abbas c menuturkan, “Nabi n adalah orang yang paling berderma. Namun, beliau lebih berderma lagi pada bulan Ramadhan, ketika beliau selalu ditemui Jibril. Setiap malam pada bulan Ramadhan, Jibril menemui beliau hingga akhir bulan. Nabi n membacakan Al-Quran kepadanya. Bila beliau bertemu Jibril, beliau lebih berderma daripada angin yang bertiup.” (HR. Bukhari)

Kedua, kelompok yang sejak bulan Ramadhan datang sampai berlalu, keadaan mereka tetap saja seperti sebelum Ramadhan. Mereka tidak terpengaruh oleh bulan puasa itu, serta tidak bertambah senang atau bersegera dalam hal kebaikan. Kelompok ini adalah orang-orang yang menyia-nyiakan keuntungan besar yang nilainya tidak bisa diukur dengan apa pun. Sebab, seorang muslim itu akan bertambah semangatnya di waktu-waktu yang banyak terdapat kebaikan dan pahala di dalamnya.

Ketiga, kelompok yang tidak mengenal Allah, kecuali pada bulan Ramadhan saja. Bila bulan Ramadhan datang, Anda dapat melihat mereka ikut rukuk dan sujud dalam shalat. Tetapi, bila Ramadhan berakhir, mereka kembali berbuat maksiat seperti semula. Mereka adalah kaum yang pernah diadukan kepada Imam Ahmad dan Fudhail bin Iyadh, dan keduanya berkata, “Mereka adalah seburuk-buruk kaum, karena mereka tidak mengenal Allah, kecuali pada bulan Ramadhan saja.” Orang seperti ini hakikatnya telah menipu dirinya sendiri dengan perbuatannya itu. Setan pun memperoleh keuntungan yang besar darinya. Allah Ta’ala berfirman, “Setan telah menjadikan mereka mudah (berbuat dosa) dan memanjangkan angan-angan mereka.” (Muhammad [47] : 25)

Keempat, kelompok yang hanya perutnya saja yang ber¬puasa dari segala macam makanan, namun tidak menahan diri dari selain itu. Anda akan melihatnya sebagai orang yang paling tidak berselera terhadap makanan dan minuman. Namun, mereka tak pernah merasa gerah ketika mendengar kemunkaran, ghibah, adu domba, dan penghinaan. Bahkan, itulah kebiasaannya di bulan Ramadhan dan bulan-bulan lainnya. Orang seperti ini perlu disadarkan bahwa kemaksiatan di bulan Ramadhan dan bulan-bulan lainnya itu diharamkan, namun lebih diharamkan lagi di bulan Ra¬adhan, menurut pendapat sebagian ulama. Dengan kemaksiatan itu berarti mereka telah menodai puasa dan menyia-nyiakan pahala yang banyak. Rasulullah n bersabda, “Puasa itu bukan sekedar menahan makan dan minum, tetapi puasa itu adalah meninggalkan perbuatan sia-sia dan perkataan keji.” (HR. Ibnu Hibban)

Kelima, kelompok yang menjadikan siang hari bulan Ramadhan untuk tidur, sedangkan malam harinya untuk begadang dan main-main belaka. Mereka tidak memanfaatkan siangnya untuk berdzikir dan berbuat kebaikan, tidak pula membersihkan malamnya dari hal-hal yang diharamkan. Orang-orang seperti ini perlu dinasihati agar mereka takut kepada Allah. Janganlah menyia-nyiakan kebaikan yang datang kepada mereka. Mereka telah hidup sejahtera dan makmur. Hendaklah mereka bertaubat kepada Allah, dan bergembira dengan pahala Allah.

Keenam, kelompok yang tidak mengenal Allah di bulan Ramadhan dan tidak pula di bulan lainnya. Mereka adalah kelompok yang paling buruk dan berbahaya. Anda akan melihat mereka tidak memperhatikan shalat atau puasa. Mereka meninggalkan kewajiban itu secara sengaja, padahal kondisinya sehat dan segar bugar. Setelah itu mereka mengaku sebagai orang Islam. Padahal, Islam sangat jauh dari mereka, bagaikan jauhnya barat dan timur. Orang-orang semacam ini perlu diberi peringatan agar mereka segera bertaubat dan kembali kepada agama mereka. Lipatlah lembaran hitam hidup kalian! Dan, gantilah dengan lembaran ketaatan dan ibadah kepada-Nya!

Ukhti muslimah! Semoga kita termasuk orang yang bahagia menyambut Ramadhan, bahagia mengisi Ramadhan dengan berbagai amal ketaatan, bahagia menyongsong pahala dan ampunan Allah yang bertaburan di bulan Ramadhan. ‘Menyediakan makanan untuk berbuka puasa dan sahur bagi keluarga’ bisa menjadi rutinitas muslimah di bulan Ramadhan yang memiliki pahala berlimpah. Wallahu a’lam.

(Muhammad Albani)

0 comments:

Post a Comment

Silahkan berikan komentar anti, yaa ukhti :)

 

Jadwal Sholat

jadwal-sholat

Kalender Hijriyah

Masehi HijriyahPerhitungan pada sistem konversi Masehi – Hijriah ini memungkinkan terjadi selisih H-1 atau H+1 dari tanggal seharusnya untuk tanggal Hijriyah

 
Blogger Templates