Ads 468x60px

Labels

Thursday, March 1, 2012

Simple Advice



Jangan sampai ada sedikitpun ketika kita akan melangkah berumah tangga ada motivasi lain selain mengharap wajah Allah swt

Mungkin kita sering mendengar ada pasutri (pasangan suami istri) yang baru saja mengarungi bahtera rumah tangga kandas di tengah jalan. Beragam alasan yang mereka lontarkan, misal; karena ketidakcocokan, salah pengertian, kurang perhatian bahkan karena ada "main" dengan orang ketiga.

Dari alasan-alasan yang mereka lontarkan sebenarnya masih ada solusi yang bisa menyelamatkan rumah tangga yang bakal 'karam' tersebut, yaitu dengan kembali kepada Allah swt dan Rasulullah saw.

Kalau boleh kita menyimpulkan masalah dasar yang menyebabkan keretakan rumah tangga seperti berbagai alasan di atas, dari persoalan ekonomi hingga kurang harmonisnya hubungan pasutri adalah karena keawaman kita terhadap agama.


Nikah adalah Ibadah

Sebagai sebuah persyaratan untuk diterimanya amal kita, ikhlas tentu saja menjadi prioritas pertama. Artinya, semua aktivitas kehidupan kita semata-mata untuk mengharap ridho Allah swt. Jangan sampai ada sedikitpun ketika kita akan melangkah berumah tangga ada motivasi lain selain mengharap wajah Allah swt. Kemudian sebagai syarat untuk diterimanya ridho Allah swt adalah dengan mengikuti Nabi Muhammad saw atau ittiba'. Tanpa ittiba' kita tak akan bisa mengimplementasikan keikhlasan kita.

Demikian pula dalam berumah tangga, pasutri harus menyadari betul akan arti ibadah tersebut. Bagi seorang calon suami harus bisa memilih istri yang tepat sesuai dengan syari'at Islam, begitupun bagi calon istri.
Sebuah hadist riwayat Imam Bukhari dalam Fathul Bari 9/132, 'Wanita itu dinikahi karena empat hal; hartanya, keturunannya, kecantikan dan agamanya. Maka hendaknya engkau utamakan wanita yang memiliki agama, (jika tidak) niscaya kedua tanganmu akan berdebu.'
Hadist di atas menekankan dalam memilih istri itu diutamakan karena agamanya. Sebab wanita yang baik agamanya akan selalu taat kepada suaminya dan selalu setia mendampingi suami dikala lapang maupun sempit, bukan seperti kata orang, ada uang nona sayang tak ada uang nona melayang.
'Hendaklah salah seorang dari kamu memiliki hati yang bersyukur, lisan yang selalu berdzikir dan istri beriman yang menolongnya dalam persoalan akhirat' (HR. Ahmad 5/282, at-Tirmidzi dan Ibnu Majah dari Tsauban dalam Shahihul jami' hadist no. 5231)

Dalam riwayat lain, 'Dan istri sholehah yang menolongmu atas persoalan dunia dan agamamu adalah sebaik-baik harta yang disimpan manusia' (HR. Baihaqi dalam asy-Syu'ab dari Abu Umamah dalam Shahihul Jami hadist No 4285).
Sedangkan dalam memilih suami, patut pula kita memperhatikan keadaan sang calon seperti diisyaratkan sebuah hadist, 'Jika datang kepadamu seseorang yang engkau rela terhadap akhlak dan agamanya maka nikahlah, jika tidak kamu lakukan niscaya akan terjadi fitnah dibumi dan kerusakan yang besar' (HR. Ibnu Majah No 1967 dan as Silsilah Hadist No. 1022).

Untuk mengetahui keadaan sang calon tak mesti melalui tradisi pacaran yang memang lebih banyak maksiatnya dari pada manfaatnya, misal mencari informasi dari sumber yang layak dipercaya dan banyak mengetahui kehidupan sang calon. Bagi seorang pemuda kalau memang sudah menemukan calon istri yang shalihah, yakinlah akan karunia Allah swt, teruslah maju disertai doa dan ikhtiar jangan terhalang karena kemiskinan.
"Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu dan orang-orang yang layak berkawin dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan hamba-hamaba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memampukan mereka dengan karuniaNya. Dan Allah Maha Luas karuniaNya lagi Maha Mengetahui" (QS. An-Nur 32)
Demikian pula bagi yang sudah berumah tangga, namun dirundung masalah, jangan putus asa juga jangan terbawa emosi dan cepat-cepat menyatakan cerai. Upayakan perbaikan-perbaikan dirumah tangga. Kedua belah pihak, istri maupun suami harus saling introspeksi dan terus berdoa supaya Allah swt memperbaiki rumah tangganya.

Apabila keretakan rumah tangga dikarenakan ketidakpahaman terhadap agama, maka bagi kedua pasutri tak merasa sungkan untuk melangkahkan kakinya mencari ilmu syar'i dengan mengikuti kajian keagamaan melalui ustadz yang terpercaya dalam aqidah dan manhaj serta lurus pemahamannya. Dengan bekal ilmu tadi, Insya Allah biduk rumah tangga dapat bertahan dari terpaan gelombang.

Wallahualam.
Oleh Ummu Abbas, diambil dari Majalah Nabila
 

Jadwal Sholat

jadwal-sholat

Kalender Hijriyah

Masehi HijriyahPerhitungan pada sistem konversi Masehi – Hijriah ini memungkinkan terjadi selisih H-1 atau H+1 dari tanggal seharusnya untuk tanggal Hijriyah

 
Blogger Templates